Injil Lukas

Isi Injil Lukas adalah mengenai kehidupan dan pelayanan Yesus. Injil Lukas ditulis oleh Lukas (seorang tabib atau dokter). Injil ini diperkirakan ditulis pada tahun 62 M. Dengan bermuara pada kalimat pembuka, penulisan Injil Lukas ditujukan kepada Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang telah diajarkan kepadanya. Penulis Injil Lukas juga hendak menuliskan sebuah sejarah untuk meyakini orang-orang terutama para penguasa bahwa kekristenan merupakan agama yang sah dan tidak perlu dicurigai. Gambaran jemaat dalam Injil Lukas mengalami berbagai persoalan antara lain:

1. Krisis harapan akan parousia (kedatangan Tuhan)
2. Orang kaya yang menjadi kristen; namun berwatak egois dan tamak
3. Hubungan Gereja dan Negara


Pokok-Pokok Teologi Dalam Injil Lukas


1. Pemberitaan Tentang Kerajaan Allah
Kerajaan Allah adalah salah satu pokok pemberitaan Yesus (Lukas 4:43;8:1;9:11). Ungkapan Basileia tou Theou (Kerajaan Allah) yang dipakai dalam Injil Lukas menunjuk kepada tindakan Allah dalam sejarah manusia untuk mewujudkan kerajaan-Nya melalui pelayanan Yesus. Penekanan kerajaan Allah dalam Injil Lukas  adalah kehadiran Kerajaan Allah pada masa kini tetapi tidak mengabaikan Kemuliaan Kerajaan Allah pada masa depan.



2. Gambaran Tentang Yesus
a. Peduli Pada Orang-Orang Bukan Yahudi
Injil Lukas tidak hanya diberitakan kepada orang-orang Yahudi tetapi juga kepada orang-orang yang dianggap kafir dan berdosa. Ini tampak dalam penjabaran silsila Yesus yang ditelusuri hingga Adam bapa semua manusia. Dari awal telah dikisahkan tentang malaikat yang datang mengabarkan kesukaan besar yakni kelahiran juruselamat bagi seluruh bangsa. Dalam cerita tentang Yohanes pembaptis, Lukas juga mengutip dari Yesaya 40:3-5 yang menyatakan bahwa keselamatan ditawarkan kepada semua bangsa (Lukas 3:4-6). Lukas pun menggambarkan peta pelayanan Yesus yang tidak hanya meliputi daerah Palestina. Tirus dan Sidon kota-kota yang bukan milik orang Yahudi (Lukas 6:17) juga menjadi sasaran pelayanan Yesus.

b. Sahabat Bagi Orang Miskin
Penulis Lukas hidup pada masa ketika orang banyak pada umumnya menganggap hina orang-orang miskin.

Istilah ptokhos dalam bahasa Yunani yang berarti miskin, banyak digunakan dalam Injil Lukas sedangkan dalam bahasa Ibraninya adalah ani artinya orang-orang yang miskin dalam hal materi. Istilah ptokhos dapat dijumpai pada Injil Lukas (4:18-19,7:22;23;14:13-21;20:22-23). Pada perikop ini orang-orang miskin yang dimaksud adalah mereka yang tertindas, lumpuh, buta, kusta dan cacat. Dengan demikian menjadi jelas bahwa orang-orang miskin dalam Injil Lukas adalah orang-orang yang miskin materi sehingga dijauhi dan dipinggirkan dalam masyarakat.
Walaupun perhatian Yesus terhadap orang miskin sangat besar, Ia tidak bermaksud mendorong mereka untuk melakukan gerakan revolusioner. Yesus hanya menunjukan bela rasa terhadap kelompok yang dikucilkan masyarakat ini melalui karya-karya pelayanan seperti menyembuhkan orang buta, lumpuh, kusta, tuli bahkan membangkitkan orang mati. Semua itu dilakukannya agar orang-orang dapat terbebas dari  segala hambatan sehingga mendapatkan masa depan yang lebih baik.



c. Sahabat Bagi Kaum Perempuan
Dalam dunia Yahudi, perempuan tidak dihargai dan dianggap sebagai kaum yang rendah martabatnya. Perempuan juga dipandang tak ada bedanya dengan barang yang dapat dimiliki atau dibuang. Yesus sebagai orang Yahudi justru tidak berpandangan demikian. Injil Lukas memperlihatkan keakraban Yesus dengan kaum perempuan sebagai sahabat. Ia digambarkan sangat menghargai harkat dan martabat mereka sebagai manusia. Dalam Injil Lukas dapat dijumpai beberapa sosok perempuan seperti Elisabet, Maria dan Marta, Maria Magdalena dan perempuan janda yang berasal dari Nain.

Potret perempuan yang sangat menonjol dalam Injil Lukas sudah terlihat sejak awal Injil ini ditulis. Elisabet dan Maria digambarkan sebagai dua orang oerempuan yang dipakai Allah terkait rencana-Nya untuk menyelamatkan dunia. Dalam pelayanan-Nya Yesus pun melakukan berbagai mukjizat terhadap beberapa perempuan seperti menyembuhkan mertua Petrus yang sedang sakit keras dan perempuan yang selama delapan belas tahun kerasukan roh, membangkitkan anak perempuan janda di Nain, memberi dirinya disentuh perempuan yang sedang mengalami pendarahan. Perempuan tidak sekedar tampil sebagai kaum yang dibela tetapi juga sebagai kaum yang ikut terlibat dalam pelayanan Yesus. Injil Lukas melaporkan ada sejumlah perempuan yang menjadi murid Yesus.



d. Sahabat Bagi Pemungut Cukai Dan Orang Berdosa
Meskipun kekuasaan pusat ada pada pemerintah Romawi akan tetapi pada pelaksanaan tugas ada pendelegasian tugas dan wewenang kepada alat-alat pemerintah. Untuk mengurusi bidang keuangan diberikan kekuasaan kepada orang-orang Yahudi untuk menarik pajak. Agar dapat menjadi pemungut cukai, seseorang harus membayar sejumlah besar uang yang diambil dari pajak bangsa Israel kepada pemerintah Romawi. Walaupun sudah ada tarif pajak yang ditetapkan tetapi tanpa pengawasan yang ketat mudah saja bagi para pemungut cukai untuk menari uang dari rakyat lebih banyak dari yang seharusnya diberikan.

Itulah sebabnya pemungut cukai menjadi kelompok yang tidak disukai dan dibenci oleh orang-orang Yahudi. Rakyat menyamakan mereka dengan orang-orang berdosa dan tidak mengenal Allah. Akan tetapi kelompok inilah yang justru mendapat perhatian dalam Injil Lukas. Injil ini mencatat tentang Yesus yang mau makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 7:34). Namun demikian dalam pandangan Yesus seorang pemungut cukai lebih berkenan di hadapan Allah daripada orang Farisi (Lukas 18:9-14).

3. Gelar-Gelar Yesus


a. Yesus Sebagai Nabi
Dalam Injil Lukas ada dua puluh tujuh kata nabi (profetes) disebutkan. Beberapa ayat secara eksplisit  memperlihatkan kenabian Yesus. Lukas 4:22 menceritakan tentang Yesus yang dilukiskan sebagai seorang nabi pada waktu Ia membaca sebuah gulungan kitab di salah satu rumah ibadah di Nazaret. Lukas 9:7-8 menyatakan bahwa Herodes banyak mendengar cerita dari orang-orang yang menyebut Yesus sebagai Yohanes Pembaptis atau nabi Elia atau salah satu dari antara para nabi dulu yang telah bangkit. Dari Lukas 24:19 kita menemukan lagi sebuah pernyataan tentang Yesus sebagai nabi dari mulut salah satu murid Yesus ketika sedang berada dalam perjalanan ke Emaus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gambaran Yesus sebagai seorang nabi sejak masa pelayanan hingga setelah kematian-Nya merupakan salah satu pokok yang hendak ditekankan dalam Injil Lukas.



b. Anak Allah
Gelar Yesus sebagai Anak Allah muncul dua puluh lima kali dalam Injil Lukas. Gelar ini bahkan telah diperkenalkan dimulai dari kisah pemberitahuan tentang kelahiran seorang anak laki-laki yang disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria. Allah sendiri mengakui Yesus sebagai anak-Nya ( Lukas 9:35). Tidak hanya Allah bahkan setan pun mengakui Yesus sebagai Anak Allah ketika Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit ( Lukas 2:14 ). Tampaknya pemberian gelar Anak Allah dari penulis Injil Lukas terutama untuk menunjukan bahwa Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui setiap karya yang Yesus lakukan.



c. Anak Daud
Penyebutan Yesus sebagai Anak Daud dalam Injil ini hanya tiga kali; yaitu dua kali saat Bartimeus meminta Yesus mencelikkan matanya (Lukas 18:38-39) dan satu kali saat Yesus bertanya pada ahli Taurat (Lukas 20:41-44). Dengan gelar Anak Daud penulis hendak menegaskan bahwa Yesus adalah seorang yang berasal dari keturunan Daud. Ini sekaligus menyatakan bahwa Yesuslah Sang Mesias yang selama ini dinantikan oleh umat Israel, seperti telah dinubuatkan para nabi.



d. Mesias (Kristus)
Gelar Kristus yang dikenakan pada Yesus jarang digunakan oleh Lukas. Kata Kristus berasal dari bahasa Ibrani Mashiah yang artinya diurapi; dan biasanya ditujukan pada orang yang diutus Allah untuk mengemban tugas tertentu. Kata ini dapat digunakan pada seorang raja, Imam, Nabi dan Pahlawan. Bagi penulis Lukas Yesus sebagai Mesias berarti sosok orang yang diperlengkapi dan diutus Allah untuk menderita.



e. Tuhan
Gelar Tuhan kepada Yesus adalah gelar yang paling banyak dijumpai dalam Injil Lukas (ada 103 kata). Kata Tuhan sendiri yang dalam bahasa Yunani Kurios mempunyai banyak arti. Kurios bisa menjadi sebutan yang ditujukan pada pemilik sesuatu misalnya pemilik kebun anggur atau sebagai sebutan dari seorang hamba kepada tuannya, atau sebutan kepada orang yang dihormati.

Di samping itu gelar ini pun dipakai oleh orang-orang Yunani untuk menyebut ilahi-ilahi mereka sementara orang-orang Kristen memakai kata yang sama untuk menyebut Allah. Pemberian gelar Tuhan kepada Yesus berarti Yesus menempati posisi tertinggi dan terhormat di samping Allah. Gelar Kurios tidak hanya ditunjukan pada Yesus tetapi juga pada Allah sehingga untuk menentukan apakah yang dimaksud adalah Allah atau Yesus, pembaca harus memperhatikan konteks.



4. Gambaran Para Murid
Dalam menggambarkan mengenai murid-murid Yesus, Lukas begitu berbeda dengan Injil Yang Lain. Bila dalam Injil Markus murid-murid digambarkan sebagai orang-orang yang degil hatinya dan sulit sekali memahami maksud perumpamaan Yesus, Lukas justru sebaliknya. Selain itu para murid juga dikenal sebagai murid-murid yang tetap menjaga kesetiaan pada Yesus bahkan hingga saat Yesus disalibkan. Perbedaan-perbedaan tersebut dilakukan agar dapat memberi gambaran mengenai model kemuridan yang ada dalam komunitasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Injil Lukas"

Posting Komentar