Apakah Gereja Memihak Kepada Orang Miskin?

Gereja Kristen; sebagai typos dalam pewartaan kasih Kristus: harus diberi tekanan tertentu pada salah satu misi pewartaannya yaitu keberpihakan kepada orang miskin (option for the poor). 
Tekanan itu adalah mengenal orang miskin dan mengatasi kemiskinannya.


Kemiskinan dibagi menjadi dua:
1. Kemiskinan Batiniah: setiap orang (Kristen) pasti mengalami kemiskinan batiniah. Santa Theresa dari Calcuta mengatakan bahwa ada bermacam-macam penderitaan batiniah (stres,luka batin,ketidaknyamanan akibat trauma atas peristiwa tertentu). Tidak sedikit di antara kita yang mengalami hal seperti ini. Kadang-kadang kita membutuhkan orang yang sangat cocok, yang menurut kita mampu menolong agar kita bisa keluar dari kemelut yang sedang dihadapi.
Setiap orang Kristen di panggil untuk menyampaikan kabar suka cita, penghiburan dan pengampunan bagi sesama. Pengalaman dikucilkan atau sakit hati merupakan bentuk penderitaan yang menyebabkan mental dan suasana batin menjadi miskin dan semakin kerdil. Kendati demikian, ini bukanlah ujung dari perjalanan hidup. Tuhan sentiasa selalu ada untuk kita (asal saja kita mau mencarinya) dan kehadiran orang lain yang atas karya Tuhan terhadapnya: kita memperoleh pertolongan.


2. Kemiskinan Lahiriah: ini merupakan bentuk kemiskinan yang tampak secara terang-terangan. Kemiskinan lahiriah selalu dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan kesehatan. Cukup banyak di antara kita (orang Kristen) yang mengalami penderitaan akibat kemiskinan lahiriah. Keuangan, pakaian, rumah, makanan, dan kesehatan merupakan unsur-unsur penyokong hidup manusia. Segala rutinitas harian memiliki tujuan yang bersifat ekonomis.
Dalam perjalanan hidup kita; banyak saudara-saudari kita yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak, tidak memiliki pakaian yang layak, menderita kelaparan, berbaring kesakitan dan putus sekolah akibat tidak mampu membayar biaya pendidikan.
Apakah kita harus menyerah dengan keadaan ini?
Tentu saja tidak! Setiap orang ingin keluar dari setiap persoalan hidup. Setiap manusia ingin hidupnya tidak tertekan.


Bagaimana Sikap Gereja (kita) ?
Menjadi pengikut Kristus yang senantiasa mewartakan Kabar Gembira: merupakan tugas yang gampang-gampang susah.
Cinta kasih bukan saja gampang tetapi "sangat gampang" di bicarakan namun sangat sulit di lakukan. Kadang-kadang kita (gereja) sangat pandai dan cekatan dalam berpikir, berkothba, dan memberi renungan tentang Cinta Kasih, tetapi pada saat bersamaan pula sikap kita justru berjalan melenceng jauh dari hakiki pewartaan. Ini musibah,ini bukan saja miskin tetapi "pemiskinan".
Kadang-kadang kita HANYA MAU DI BERI TETAPI TIDAK MAU MEMBERI. (Baca Kisahnya)
Kadang kita membuat perhitungan tertentu ("Baca Kisahnya").


Salah satu misi pewartaan Gereja adalah keberpihakan kepada orang miskin. Tentu saja Gereja (Kita) berhadapan dengan dua bentuk kemiskinan nyata yang sudah dijelaskan di atas. Mari kita melihat sejauh mana karya pewartaan kita (Gereja) berpihak kepada orang miskin.
Kalau kita mau "jujur", sekali lagi ditekankan: "kalau kita (Gereja) mau jujur"; bahwa kita belum sepenuh hati melayani kasih Kristus kepada sesama kita. Kita kerap kali membuat pemilahan pelayanan kasih.
Lihat Sambungan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apakah Gereja Memihak Kepada Orang Miskin?"

Posting Komentar