Injil Tomas Dan Yesus Historis

Para pakar modern menggunakan tiga criteria untuk menetapkan apakah yang mungkin telah diajarkan oleh Yesus yang historis: banyak kesaksian, perbedaan, dan kredibilitas kontekstual. Banyak sarjana modern yakin bahwa Injil Tomas ditulis secara independen dari Perjanjian Baru, dan karena itu merupakan pembimbing yang bermanfaat bagi penelitian Yesus yang historis.
Dengan menemukan ucapan-ucapan dalam Injil Tomas yang bertumpang tindih dengan Q, Markus, Matius, Lukas, Yohanes dan Paulus, para pakar merasa bahwa ucapan-ucapan itu mewakili “banyak kesaksian” dan karenanya kemungkinan besar berasal dari Yesus yang historis, daripada ucapan-ucapan yang hanya dipersaksikan sekali saja, seperti halnya kebanyakan bahan dalam Yohanes.
Injil Tomas juga telah digunakan oleh para teoris mitisis Kristus, seperti misalnya Earl Doherty, penulis The Jesus Puzzle, dan Timothy Freke, penulis The Jesus Mysteries, bahwa kekristenan tidak berawal pada Yesus historis, melainkan sebagai suatu adaptasi Yahudi terhadap agama-agama misteri Yunani. Kumpulan ajaran yang dihubungkan dengan Yesus mewakili bagian inisiasi ke dalam rahasia-rahasia dari agama mereka.
Injil Tomas dianggap oleh beberapa individu sebagai satu penemuan yang paling penting dalam memahami Kekristenan perdana di luar Perjanjian Baru. Kitab ini memberikan kesaksian tentang kepelbagaian yang luar biasa di dalam Kekristenan perdana, dan pemahaman-pemahaman yang sangat berbeda tentang Yesus. Kitab ini juga menjadi jendela ke dalam pandangan dunia dari budaya kuno ini dan jendela ke dalam perdebatan-perdebatan serta pergumulan-pergumulan di kalangan Kekristenan perdana, dan hubungan serta perpecahannya dengan Yudaisme.
Perbedaan antara berbagai terjemahan
Dalam menerjemahkan teks-teks kuno, seringkali makna katanya diungkapkan hanya secara ringkas, dan, setelah diterjemahkan, harus ditransliterasikan agar maknanya dapat dipahami. Inilah yang terjadi dengan semua terjemahan, karena masing-masing mengungkapkan keterbatasn dan perubahan bahasa, dalam tugas-tugas yang menyimpang; karena cukup deskriptif, dan karena mudah digunakan dalam bahasa biasa. Dalam Injil Tomas, logion 66 adalah sebuah contoh terkenal tentang bagaimana terjemahan seringkali berbeda secara tersamar dalam transliterasinya yang sebenarnya.
66Yesus berkata, "Perlihatkanlah kepada-Ku batu yang dibuang oleh para tukang bangunan: yaitu batu utama (keystone)." (Dari Scholars Translation - Stephen Patterson and Marvin Meyer.)
Bandingkanlah terjemahan di atas dengan penafsiran di bawah:
66Yesus berkata, "Ajarilah Aku mengenai batu ini yang dibuang oleh para tukang bangunan; inilah batu penjuru (corner stone)." (Edisi Brill.)
Penggunaan kata "batu penjuru", dalam edisi Brill edition, tidak akurat untuk makna ini, dan kata yang tepat adalah "batu utama" (keystone), seperti dalam terjemahan Patterson-Meyer. Untuk memahami perbedaannya, kita harus memikirkan sepenuhnya perumpamaan ini serta maksudnya. Seperti dalam semua perumpamaan Kristen, makna yang lebih dalam mencerminkan sebuah kisah moral. Dalam hal ini, maknanya diperoleh dengan membandingkan pembangunan sebuah gapura:
Dalam memilih batu-batu untuk gapura, batu-batu yang paling aneh bentuknya, yang tidak berguna, ditolak, dan dibuang. Para tukang bangunan memilih batu penjuruterlebih dulu; batu-batu itu harus kuat, berbentuk persegi empat dan harus berfungsi baik sebagai fondasi. Sementara masing-masing tiang yang terpisah dibangun hingga ke atas, batu-batu dipilih karena bentuknya yang sedikit melengkung, untuk mempertemukan puncak tiang-tiangnya.Akhirnya, batu utama harus dipilih. Batu ini harus mempunyai sudut yang sangat tajam untuk memungkinkan sifat-sifat dari kedua belah gapura itu: Menurut perumpamaan Yesus, inilah batu yang pertama-tama ditolak, berdasarkan perhitungan pertama para tukang bangunan, dan baru setelah semua batu yang lain telah dipasang, maka batu utama ini akan kelihatan manfaatnnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Injil Tomas Dan Yesus Historis"

Posting Komentar