Kesetiaan Ibu wihel

Di sebuah Paroki tinggalah Seorang perempuan tua bernama ibu wihel yang sudah lama menjada. Sang ibu memiliki tiga orang anak; dua orang putri dan seorang putra. Dua orang putrinya sudah menikah, dan tinggal denga sang suami dan cukup jauh dari paroki asalnya. Sang putra tinggal bersama ibunya. Dialah yang memelihara sang ibu dan keberlangsungan hidup mereka. Sejak ditinggalkan sang ayah, ketiga anak ibu wihel hanya mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar. Maklum mereka hanyalah keluarga petani miskin.
Ibu wihel bersama putranya adalah umat kristen (katolik) yang rajin beribadah dan memberikan sumbangan untuk gereja. Satu hal yang menjadi pegangan hidup keluarga ini adalah; bahwa mereka bahagia memiliki Yesus sebagai Juru Selamat mereka. Di tengah kesengsaraan hidupnya, mereka tetap setia dan percaya akan pertolongan Yesus.
Suatu hari menjelang malam, tiba-tiba turun hujan lebat disertai terpaan angin kencang. Rumah ibu wihel yang beratap alang-alang dan berdinding bambu roboh seketika. Pada malam itu untuk sementara ibu wihel dan putranya nginap di salah satu rumah tetangga malam itu. Keesokannya putra ibu wihel di bantu oleh beberapa tetangga memperbaiki rumah yang semalam roboh. Dalam doanya ibu Wihel bersyukur dari masih di beri kesempatan hidup walaupun rumahnya roboh; dan bersyukur kepada Yesus atas pertolongan-Nya melalui tetangga yang membantu memperbaiki rumahnya.
***Kisah ibu Wihel adalah sebuah peristiwa nyata yang terjadi di paroki saya (pota). Saya mengangkat kisah ini untuk mengingatkan saudara-saudari bahwa kadang-kadang Gereja berdiri hanya sebagai penonton yang menyaksikan penderitaan umatnya***
Berdoalah senantiasa agar Gereja Kita SECARA PEKA melihat penderitaan umatnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesetiaan Ibu wihel"

Posting Komentar