Siapakah Yesus?
Di Injil Matius. 1:21 kepada Yusuf diperintahkan supaya ia menamakan anak yang dilahirkan Maria itu: Yesus. Kata Yesus di dalam bahasa Ibrani adalah "Yehosyua" yang berarti: Tuhan menolong, yaitu menolong umat-Nya.
Di dalam Perjanjian Lama ada dua orang bernama Yehosyua, yang dipakai Tuhan Allah untuk menolong umat-Nya. Yang pertama adalah Yosua bin Nun, pengganti Musa, yang diperkenankan memasukan bangsa Israel ke tanah Kanaan (Yos. 1:1-10). Yang kedua adalah Yosua bin Yosadak, yang menjadi Imam Besar, dan yang bersama-sama dengan Zerubabel mengembalikan bangsa Israel dari tanah pembuangan di Babel (Za. 3:1-5).
Jadi dengan perantaraan kedua orang Yosua itu Tuhan Allah telah berkenan memberi pertolongan kepada umat-Nya, memasukan umat itu ke tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan, yang seorang dari tanah perhambaan di Mesir, yang lain dari tanah pembuangan di Babel.
Juru Selamat kita disebut Yesus atau Yosua yang berarti: Tuhan Menolong. Nama ini menunjuk kepada karya Kristus di dalam menolong umat-Nya, melepaskan umat-Nya dari perhambaan dosa dan maut, serta memimpinnya masuk ke tanah Kanaan yang kekal. Itulah sebabnya maka malaikat, yang memerintahkan kepada yusuf dalam Injil Matius 1:21, berkata: bahwa anak itu harus diberi nama Yesus, karena Dialah yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. (Sebutan Isa di dalam Al Quran, tidak dapat diketahui asal-usulnya. Agaknya sebutan Isa adalah kebalikan dari nama Yosua, yang ditulis dengan huruf Arab: 'Ain, Sin dan Ya. Nama itu tidak ada artinya apa-apa. Orang Kristen tidak selayaknya memakai nama itu. Nama Yesus yang diberikan Alkitab jauh lebih Indah daripada nama Isa. Kita sendiri tidak suka jikalau nama kita dibolak-balik oleh orang lain).
1. Yesus Sebagai Juru Selamat
Yesus sebagai Juru Selamat disebut juga Kristus.
Di Injil Lukas 2: 11 malaikat membertitahukan kepada para gembala di Efrata, bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka Juru Selamat. Demikianlah kepala Kepala Perjanjian itu disebut Juru Selamat, karena Ia menyelamatkan atau melepaskan umatnya dari dosa mereka (Mat. 1:21), bahkan Ia juga menyelamatkan dunia, sehingga Ia juga disebut Juru Selamat Dunia ( 1 Yohanes 4:14). Kristus adalah Juru Selamat, bukan Guru Selamat. Ia mendatangkan Keselamatan, bukan mengajarkan ajaran keselamatan. Ia adalah keselamatan itu sendiri.
Yesus sebagai Juru Selamat disebut juga Kristus.
Di Injil Lukas 2: 11 malaikat membertitahukan kepada para gembala di Efrata, bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka Juru Selamat. Demikianlah kepala Kepala Perjanjian itu disebut Juru Selamat, karena Ia menyelamatkan atau melepaskan umatnya dari dosa mereka (Mat. 1:21), bahkan Ia juga menyelamatkan dunia, sehingga Ia juga disebut Juru Selamat Dunia ( 1 Yohanes 4:14). Kristus adalah Juru Selamat, bukan Guru Selamat. Ia mendatangkan Keselamatan, bukan mengajarkan ajaran keselamatan. Ia adalah keselamatan itu sendiri.
2. Yesua Adalah Tuhan
Nama lain yang disebutkan di Injil Lukas 2:11 adalah nama Tuhan. Kata Tuhan di dalam bahasa Yunani adalah Kyrios, yang berarti "tuan" sebagai lawan dari budak atau hamba. Seorang tuan adalah seorang yang memiliki budaknya karena budak itu telah dibelinya. Jikalau Kepala Perjanjian disebut Tuhan, hal itu berarti bahwa Ia telah memiliki para orang yang percaya kepada-Nya, sebagai seorang tuan yang memiliki para budaknya. Ia telah membeli para orang beriman dengan harga yang telah lunas dibayar (1 Korintus 6:20;27:23), bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal (1 Ptr. 1:18,19).
Selain daripada itu nama Tuhan juga berarti bahwa Kepala Perjanjian ini memiliki "kekuasaan raja" sebagaimana kaisar Roma juga memiliki kuasa raja, dan disebut kyrios. Tuhan Yesus adalah raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (1 Tim 6:15).
Sebutan ini deberikan kepada Juru Selamat itu setelah Ia menyelesaikan karya penyelamatan-Nya, dengan bangkit dari antara orang mati. Maka di Fil. 2:11 disebutkan, bahwa Allah telah meninggikan Dia, supaya segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa.
Nama lain yang disebutkan di Injil Lukas 2:11 adalah nama Tuhan. Kata Tuhan di dalam bahasa Yunani adalah Kyrios, yang berarti "tuan" sebagai lawan dari budak atau hamba. Seorang tuan adalah seorang yang memiliki budaknya karena budak itu telah dibelinya. Jikalau Kepala Perjanjian disebut Tuhan, hal itu berarti bahwa Ia telah memiliki para orang yang percaya kepada-Nya, sebagai seorang tuan yang memiliki para budaknya. Ia telah membeli para orang beriman dengan harga yang telah lunas dibayar (1 Korintus 6:20;27:23), bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal (1 Ptr. 1:18,19).
Selain daripada itu nama Tuhan juga berarti bahwa Kepala Perjanjian ini memiliki "kekuasaan raja" sebagaimana kaisar Roma juga memiliki kuasa raja, dan disebut kyrios. Tuhan Yesus adalah raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (1 Tim 6:15).
Sebutan ini deberikan kepada Juru Selamat itu setelah Ia menyelesaikan karya penyelamatan-Nya, dengan bangkit dari antara orang mati. Maka di Fil. 2:11 disebutkan, bahwa Allah telah meninggikan Dia, supaya segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa.
3. Yesus Adalah Pengantara
Di 1 Timotius 2:5, Juru Selamat kita disebut juga Pengantara yaitu sebutan orang yang berdiri di antara Allah dan manusia. Sebenarnya yang disebut pengantara adalah orang yang berdiri di antara dua party yang perlu didamaikan. Jikalau Juru Selamat di sebut Pengantara hal ini berarti, bahwa karya-Nya adalah mendamaikan Allah dan manusia. Oleh karena dosa hubungan antara Allah dan manusia menjadi rusak. Manusia yang karena dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, seharusnya hidup sebagai anak-anak Allah itu, telah memberontak dan memusuhi Tuhan Allah. Jadi bukan karena Allah yang memusuhi manusia, melainkan sebaliknya, karena manusia memusuhi Tuhan Allah. Sebab menurut Alkitab, barang siapa bersahabat dengan dunia, ialah perseteruan dengan Allah (Yak. 4:4). Selain daripada itu disebutkan juga, bahwa pikiran atau keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah ( Rm. 8:7). Tetapi Kristus, Dialah damai sejahtera kita ( Ef. 2:14), sebab di dalam Kristus itu Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:19). Dengan karya penyelamatan-Nya Kristus telah meniadakan apa yang memisahkan Allah dari manusia, yaitu kesalahan serta perseteruan manusia.
Hal Kristus menjadi pengantara itu berbeda sekali dengan pengantara seperti yang terdapat di tengah-tengah manusia. Umpamanya: Musa disebut pengantara perjanjian lama (Ibr. 8:5,6). Musa berkewajiban berdiri di antara Allah dan manusia. Tugas ini diberikan oleh Tuhan Allah sendiri. Oleh karena itu Musa dihadapan Tuhan Allah harus mewakili manusia, umat Allah. Dan kewajiban itulah yang dirasa berat oleh Musa. Ia merasa tidak dapat melaksanakannya. Sebaliknya, dihadapan manusia yaitu dihadapan Firaun di Mesir atau di hadapan umat Allah sendiri, Musa harus mewakili Tuhan Allah. Musa tidak mungkin memenuhi secara sempurna tugasnya sebagai pengantara itu. Sebab tidak mungkin ia mendamaikan benar-benar Allah dan manusia. Ketika Musa memohon ampun bagi umat Israel, sekalipun mengusulkan agar namanya dihapuskan dari Kitab Hidup, Tuhan Allah tidak mengabulkannya ( Kel. 32:30-35).
Tidaklah demikian keadaan Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat dan Pengantara yang Sejati. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh Musa, telah dilaksanakan-Nya. Sebab Ia bukan manusia semata-mata, Ia adalah Allah dan manusia, berlembaga di dalam satu orang ( Kol. 2:9).
Di 1 Timotius 2:5, Juru Selamat kita disebut juga Pengantara yaitu sebutan orang yang berdiri di antara Allah dan manusia. Sebenarnya yang disebut pengantara adalah orang yang berdiri di antara dua party yang perlu didamaikan. Jikalau Juru Selamat di sebut Pengantara hal ini berarti, bahwa karya-Nya adalah mendamaikan Allah dan manusia. Oleh karena dosa hubungan antara Allah dan manusia menjadi rusak. Manusia yang karena dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, seharusnya hidup sebagai anak-anak Allah itu, telah memberontak dan memusuhi Tuhan Allah. Jadi bukan karena Allah yang memusuhi manusia, melainkan sebaliknya, karena manusia memusuhi Tuhan Allah. Sebab menurut Alkitab, barang siapa bersahabat dengan dunia, ialah perseteruan dengan Allah (Yak. 4:4). Selain daripada itu disebutkan juga, bahwa pikiran atau keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah ( Rm. 8:7). Tetapi Kristus, Dialah damai sejahtera kita ( Ef. 2:14), sebab di dalam Kristus itu Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:19). Dengan karya penyelamatan-Nya Kristus telah meniadakan apa yang memisahkan Allah dari manusia, yaitu kesalahan serta perseteruan manusia.
Hal Kristus menjadi pengantara itu berbeda sekali dengan pengantara seperti yang terdapat di tengah-tengah manusia. Umpamanya: Musa disebut pengantara perjanjian lama (Ibr. 8:5,6). Musa berkewajiban berdiri di antara Allah dan manusia. Tugas ini diberikan oleh Tuhan Allah sendiri. Oleh karena itu Musa dihadapan Tuhan Allah harus mewakili manusia, umat Allah. Dan kewajiban itulah yang dirasa berat oleh Musa. Ia merasa tidak dapat melaksanakannya. Sebaliknya, dihadapan manusia yaitu dihadapan Firaun di Mesir atau di hadapan umat Allah sendiri, Musa harus mewakili Tuhan Allah. Musa tidak mungkin memenuhi secara sempurna tugasnya sebagai pengantara itu. Sebab tidak mungkin ia mendamaikan benar-benar Allah dan manusia. Ketika Musa memohon ampun bagi umat Israel, sekalipun mengusulkan agar namanya dihapuskan dari Kitab Hidup, Tuhan Allah tidak mengabulkannya ( Kel. 32:30-35).
Tidaklah demikian keadaan Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat dan Pengantara yang Sejati. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh Musa, telah dilaksanakan-Nya. Sebab Ia bukan manusia semata-mata, Ia adalah Allah dan manusia, berlembaga di dalam satu orang ( Kol. 2:9).
0 Response to "Siapakah Yesus?"
Posting Komentar