Yesus Adalah Pengantara
Di 1 Timotius 2:5, Juru Selamat kita disebut juga Pengantara yaitu sebutan orang yang berdiri di antara Allah dan manusia. Sebenarnya yang disebut pengantara adalah orang yang berdiri di antara dua party yang perlu didamaikan. Jikalau Juru Selamat di sebut Pengantara hal ini berarti, bahwa karya-Nya adalah mendamaikan Allah dan manusia. Oleh karena dosa hubungan antara Allah dan manusia menjadi rusak. Manusia yang karena dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, seharusnya hidup sebagai anak-anak Allah itu, telah memberontak dan memusuhi Tuhan Allah. Jadi bukan karena Allah yang memusuhi manusia, melainkan sebaliknya, karena manusia memusuhi Tuhan Allah. Sebab menurut Alkitab, barang siapa bersahabat dengan dunia, ialah perseteruan dengan Allah (Yak. 4:4). Selain daripada itu disebutkan juga, bahwa pikiran atau keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah ( Rm. 8:7). Tetapi Kristus, Dialah damai sejahtera kita ( Ef. 2:14), sebab di dalam Kristus itu Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya (2 Kor. 5:19). Dengan karya penyelamatan-Nya Kristus telah meniadakan apa yang memisahkan Allah dari manusia, yaitu kesalahan serta perseteruan manusia.
Hal Kristus menjadi pengantara itu berbeda sekali dengan pengantara seperti yang terdapat di tengah-tengah manusia. Umpamanya: Musa disebut pengantara perjanjian lama (Ibr. 8:5,6). Musa berkewajiban berdiri di antara Allah dan manusia. Tugas ini deberikan oleh Tuhan Allah sendiri. Oleh karena itu Musa dihadapan Tuha Allah harus mewakili manusia, umat Allah. Dan kewajiban itulah yang dirasa berat oleh Musa. Ia merasa tidak dapat melaksanakannya. Sebaliknya, dihadapan manusia yaitu dihadapan Firaun di Mesir atau di hadapan umat Allah sendiri, Musa harus mewakili Tuhan Allah. Musa tidak mungkin memenuhi secara sempurna tugasnya sebagai pengantara itu. Sebab tidak mungkin ia mendamaikan benar-benar Allah dan manusia. Ketika Musa memohon ampun bagi umat Israel, sekalipun mengusulkan agar namanya dihapuskan dari Kitab Hidup, Tuhan Allah tidak mengabulkannya ( Kel. 32:30-35).
Tidaklah demikian keadaan Tuhan Yesus Kriatus, Juru Selamat dan Pengantara yang Sejati. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh Musa, telah dilaksanakan-Nya. Sebab Ia bukan manusia semata-mata, Ia adalah Allah dan manusia, berlembaga di dalam satu orang ( Kol. 2:9).
Hal Kristus menjadi pengantara itu berbeda sekali dengan pengantara seperti yang terdapat di tengah-tengah manusia. Umpamanya: Musa disebut pengantara perjanjian lama (Ibr. 8:5,6). Musa berkewajiban berdiri di antara Allah dan manusia. Tugas ini deberikan oleh Tuhan Allah sendiri. Oleh karena itu Musa dihadapan Tuha Allah harus mewakili manusia, umat Allah. Dan kewajiban itulah yang dirasa berat oleh Musa. Ia merasa tidak dapat melaksanakannya. Sebaliknya, dihadapan manusia yaitu dihadapan Firaun di Mesir atau di hadapan umat Allah sendiri, Musa harus mewakili Tuhan Allah. Musa tidak mungkin memenuhi secara sempurna tugasnya sebagai pengantara itu. Sebab tidak mungkin ia mendamaikan benar-benar Allah dan manusia. Ketika Musa memohon ampun bagi umat Israel, sekalipun mengusulkan agar namanya dihapuskan dari Kitab Hidup, Tuhan Allah tidak mengabulkannya ( Kel. 32:30-35).
Tidaklah demikian keadaan Tuhan Yesus Kriatus, Juru Selamat dan Pengantara yang Sejati. Apa yang tidak mungkin dilakukan oleh Musa, telah dilaksanakan-Nya. Sebab Ia bukan manusia semata-mata, Ia adalah Allah dan manusia, berlembaga di dalam satu orang ( Kol. 2:9).
0 Response to "Yesus Adalah Pengantara"
Posting Komentar