Jabatan Imam

Jabatan Nabi Tuhan Yesus tidak dapat dipisahkan dari jabatan-Nya sebagai Imam. Hal ini jelas apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Pada waktu Ia memberitakan Firman Allah, Ia memanggil supaya orang bertobat (Matius 4:17; Markus 2:17), dengan menyembuhkan para orang sakit Ia memikul kenistaan kita (Matius 10:8; 11:4-6). Demikian juga pemberitaan-Nya tentang Firman Tuhan Allah distukan dengan korban-Nya. Ia datang bukan untuk dilayanibmelainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45).
Kewajiban Imam ialah mempersembahkan korban, mendoakan umat Allah dan memberkatinya.
     Di dalam jabatan-Nya sebagai Imam, Tuhan Yesus bukan mempersembahkan korban dari darah binatang, melainkan Ia mengorbankan diri-Nya sendiri, satu kali untuk selama-lamanya (Ibrani 10:10;7:27). Di sorga Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara kita (Ibrani 7:25). Ketika Ia hendak naik ke sorga Ia meninggalkan damai sejahtera bagi para murid-Nya dan dari sorga Ia senantiasa memberkati umat-Nya.
Menurut surat Ibrani (Ibr 7) Tuhan Yesus menjadi Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, bukan menurut peraturan Harun. Ia bukan keturunan Lewi, melainkan keturunan Yehuda. Hal ini diartikan demikian bahwa Kristus memiliki jabatan Imam yang kekal.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jabatan Imam"

Posting Komentar